Surveilans Epidemiologi COVID-19: Corong Data dan Informasi

Pengantar

Permasalahan kesehatan memerlukan upaya pengendalian yang memadai dan komprehensif. Upaya tersebut perlu di dukung dengan penyediaan data dan informasi yang tepat dan akurat secara sistematis dan terus menerus melalui sistem surveilans yang baik. Surveilans adalah suatu kegiatan yang sistematis dan terus menerus, terdiri dari proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data, serta penyebarluasan informasi kepada unit yang membutuhkan untuk pengambilan Tindakan (WHO, 2004). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap kemunginan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini analisis real-time data epidemiologi sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah dan untuk intervensi yang cepat. Hasil kegiatan surveilans akan dapat digunakan sebagai masukan untuk dapat mengurangi morbiditas, mortalitas serta meningkatkan derajat kesehatan. Penerapan surveilans epidemiologi telah menjadi bagian vital dalam pencegahan dan pengendalian penyakit khususnya COVID-19. Namun, terdapat  tantangan dalam penerapannya, terutama di negara berkembang. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi masalah yang selanjutnya dapat dilakukan perbaikan. Lantas bagaimana implementasi surveilans epidemiologi COVID-19 dalam mendukung program kesehatan ?

Surveilans Epidemiologi COVID-19

Surveilans berperan penting dalam menyediakan informasi terhadap kegiatan pemberatasan penyakit. Konsep penting yang perlu dianalisis dalam surveilans ialah prinsip epidemiologi dalam identifikasi penyakit berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu. Surveilans Covid-19 melibatkan pemantauan penyebaran penyakit untuk mengidentifikasi pola perkembangan, dan untuk penerapan tindakan pencegahan dan pengendalian.  Pada dasarnya surveilans epidemiologi COVID-19 memiliki bertujuan untuk : memantau tren penularan COVID-19 antar individu, Deteksi cepat kasus baru pada wilayah yang belum terdampak, memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan penilaian risiko dan memandu kesiapsiagaan serta respon cepat di tingkat nasional, regional dan global, memantau perubahan virus dalam rangka pengembangan obat dan vaksin.

Nahlan Khamis Ibrahim dalam literatur review dari 30 artikel mengungkapkan setidaknya terdapat beberapa jenis surveilans yang juga diterapkan dalam program pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Indonesia,  diantaranya:

  • Surveilans rutin yang komprehensif yakni surveilans yang dilakukan dengan pengujian dan pemeriksaan lengkap terhadap  semua populasi berisiko. Keunggulannya adalah memberikan  angka kasus Covid-19 yang paling akurat. Kelemahannya adalah biaya yang diperlukan sangat mahal dan membutuhkan sumber daya manusia yang memadai. Surveilans ini cukup sulit untuk diterapkan di Indonesia.
  • Surveilans (pelaporan) rutin berbasis kasus yakni surveilans yang dilakukan hanya dengan melaporkan kasus konfirmasi infeksi dalam waktu maksimal 48 jam setelah identifikasi. Kelebihannya dapat diterapkan pada wilayah yang memiliki keterbatasan sumber daya karena biaya dan tenaga cukup rendah. Kelemahannya kesulitan untuk diagnosis dan deteksi dini banyak kasus COVID-19 sehingga memperlebar peluang penyebaran kasus.
  • Surveilans rutin gabungan (pelaporan)  yakni gabungan dari surveilans rutin komperhensif dan berbasis kasus, pemeriksaan kasus tetap dilakukan secara massif dengan pelaporan agregat kasus maksimal dalam mingguan.
  • Surveilans aktif  dilakukan dengan penemuan kasus, pemeriksaan dan pelacakan kontak erat pada semua kasus sehingga memudahkan isolasi dan karantina yang cepat.
  • Surveilans virologis (serologis) dilakukan dengan tes antigen dan tes deteksi antibody kepada kasus maupun orang yang memiliki gejala infeksi saluran napas pada fasilitas kesehatan. Selanjutnya dilakukan pelaporan berdasarkan hasil tes tersebut. Metode seperti itu lebih murah dan terjangkau, tetapi kurang akurat, dapat digunakan pada wilayah yang belum memiliki laboratorium RT-PCR. Surveilans sentinel virologis Covid-19 dilakukan  berdasarkan pemeriksaan spesimen menggunakan RT-PCR. Selanjutnya hasil tes dilaporkan secara real-time. Metode ini efektif dan akurat untuk diagnosia kasus, tetapi hanya bisa digunakan pada wilayah yang memilik laboratorium RT-PCR.

Sistem pelaporan elektronik sistem pelaporan berbasis aplikasi online untuk pelaporan dan pencatatan secara real-time. Salah satu contoh aplikasi yang digunakan yaitu All-Record TC-19 dan  SILACAK. Penggunaan aplikasi ini dapat dapat meningkatkan kualitas data dan ketepatan waktu pelaporan.

Pengawasan digital dilakukan untuk memantau perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 contohnya di Indonesia memanfaatgkan aplikasi Pedulilindungi untuk mengetahui riwayat vaksinasi, riwayat perjalanan dan sebagainya.

Surveilans COVID-19 yang baik berimplikasi pada penyediaan informasi nyata tentang kondisi penularan dimasyarakat yang berguna pada pengambilan keputusan. Upaya deteksi dini dapat dilakukan dengan baik sehingga mengurangi penularan lebih lanjut. Penggunaan aplikasi berbasis online dapat menghasilkan informasi yang cepat dan tepat. Selain itu, pelacakan kasus yang massif dengan tes antigen dan tes RT-PCR dapat memantau perubahan virus yang bermanfaat pada pengembangan obat dan vaksin.

Penutup

Dalam penerepannya surveilans COVID-19 di Indonesia memiliki tantangan dan kelemahan khusus berkaitan dengan pemenuhan sumber daya; terdapat kasus yang tidak terlaporkan, kapasitas alat tes yang terbatas, rendahnya pengawasan terhadap kasus yang memiliki gejala ringan sehingga memperlebar peluang penularan dikalangan masyarakat. Untuk itu perlu kerjasama semua pihak agar surveilans COVID-19 dapat menjadi corong data informasi. Pada akhirnya, upaya surveilans ini diharapkan dapat memperlambat perkembangan kasus atau bahkan mengakhiri pandemi.

Referensi

Ibrahim K. Nahla.”Epidemiologic surveillance for controlling Covid-19 pandemic: types,challenges and implications,” Journal of Infection and Public Health, vol. 13, pp 1630-1638, 2020.

WHO. Health Surveillance.2004

Penulis: Wilibaldus Siga

Leave a Reply