Kamis/02/06/2022, dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2022 dimana ali ini HTTS tahun 2022 mengusung tema “Rokok merupakan ancaman terhadap lingkungan”. Banyak upaya yang dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat untuk dapat mengurangi bahaya dari paparan asap rokok. Hal ini juga yang diupayakan oleh Prodi Magister Epidemiologi untuk dapat mengedukasi masyarakat melalui platform instagram @magister_epid_unair dimana tujuan kegiatan live instagram ini untuk dapat membahas secara ringan namun bermanfaat tentang bahaya dan ancaman rokok terhadap kesehatan dan lingkungan kita.
Dalam live instagram ini dipandu oleh salah satu mahasiswa Magister Epidemiologi UNAIR yaitu Daniel Christanto, S.KM dan menghadirkan narasumber yang kompeten diantaranya adalah Ibu Kurnia Dwi Artanti, dr., M.Sc (Dosen Epidemiologi FKM UNAIR), Evi Lioni Situmorang, S.KM (Alumni S1 Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR sekaligus Perwakilan Youth Ambassador for Quit Smoking) dan Rensat Bastian Tino, S.KM., M.Kes (Alumni Magister Epidemiologi FKM UNAIR).
Pada sesi pertama Ibu Kurnia Dwi Artanti, dr., M.Sc menyampaikan bahwa terjadi transisi epidemiologi kematian yang pada tahun 1990an penyakit menular menjadi penyebab kematian utama, namun hal tersebut bergeser pada tahun 2000an dimana penyebab kematian tertinggi diakibatkan oleh penyakit akibat rokok. Tidak hanya kesehatan saja yang dirugikan tetapi juga beban negara melalui BPJS yang tekor akibat pendanaan morbiditas masyarakat yang sakit akibat rokok juga menjadi meningkat. Hal ini perlu adanya upaya pemerintah untuk mengendalikan konsumsi rokok di masyarakat dan memberikan edukasi bahaya rokok salah satunya adalah melalui penerapan regulasi kawasan tanpa rokok.
Sesi kedua tak kalah menarik salah satu alumni S1 Kesehatan Masyarakat Minat Epidemiologi FKM UNAIR Evi Lioni Situmorang, S.KM menceritakan kegiatannya sebagai narasumber pada Youth Forum Indonesian Conference for Tobacco or Health 29 Mei 2022. Evi menyatakan bahwa peran anak muda sangat penting untuk dapat melawan bujuk rayu dari iklan rokok yang tanpa sadar memberikan kesan gagah, macho, keren dan sebagainya sehingga anak muda dapat tergoda dan akhirnya menjadi pelanggan seumur hidup. Tidak ada iklan rokok yang menyasar orang tua, semua sudah disetting oleh industri rokok untuk menyasar anak muda. “Dalam Youth Forum anak muda juga diberikan paparan materi tentang bahaya asap rokok dan efeknya bagi ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat dimana ketika seorang ayah sudah kencanduan rokok maka akan terus membeli rokok dan akhirnya kebutuhan gizi keluarga menjadi terabaikan. Melalui masalah ini apakah Indonesia bisa memiliki generasi unggul? Jadi anak muda harus speak up” pungkas Evi.
Pada sesi ketiga menghadirkan Rensat Bastian Tino, S.KM., M.Kes yang merupakan Alumni Magister Epidemiologi FKM UNAIR. Pak Rensat memberikan sharing telah berhasil berhenti merokok sejak 6 tahun dan sadar ternyata rokok telah memberikan banyak kerugian selama ini. Rensat menyatakan mulai merokok saat usia kelas 5 SD dan menjadi perokok aktif hingga saat lulus Magister Epidemiologi. Singkat cerita saat pelatihan jabatan fungsional di Makassar bertepatan dengan Bulan Puasa ternyata Rensat dan salah satu rekan nya merupakan satu-satunya yang merokok, hotel tempat menginap menerapkan kawasan tanpa rokok sehingga kalau mau merokok harus berjalan 200 Meter jauhnya menuju ruang khusus merokok. “Kesadaran bahwa saya adalah seorang epidemiolog dan harus menjadi teladan kesehatan mulai muncul dan akhirnya memulai untuk berhenti merokok. Pada saat berhenti merokok ternyata tidak hanya badan sehat yang didapat, ternyata uang yang dulu untuk beli rokok bila diakumulasi dalam setahun bisa untuk beli motor” jelas Rensat.
Pada akhir sesi seluruh narasumber mengajak masyarakat terutama anak muda untuk dapat bersama-sama memberikan edukasi untuk keluarga, sahabat dan sebagainya tentang bahaya dan kerugian dari mengkonsumsi rokok. Peran sekecil apapun sangat bermakna untuk menyelamatkan generasi muda agar kelak menjadi generasi unggul. Dalam kesempatan ini para narasumber mengajak untuk dapat berhenti merokok apapun bentuknya dan yang belum merokok agar jangan sampai terjerat bujuk rayu iklan rokok karena rokok merupakan ancaman bagi kesehatan, social, ekonomi, finansial dan lingkungan sekitar kita.
Penulis : Daniel Christanto, S.KM (Mahasiwa Magister Epidemiologi FKM UNAIR)
NIM: 102114553017