MEMPREDIKSI RISIKO KEHAMILAN REMAJA PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU PANDEMI COVID-19

Peningkatan jumlah kematian ibu tahun 2020 sebesar 4627 kematian, terjadi peningkatan dari tahun 2019 sebesar 4221 kematian. Komplikasi kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian di antara remaja usia 15 – 19 tahun. Berdasarkan Pengadilan Agama Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mencatat selama 2020 ada 199 pengajuan dispensasi kawin (remaja yang belum memenuhi usia minimal menikah 19 tahun). Sedangkan di tahun sebelumnya hanya 65 pengajuan selama kurun waktu tahun 2019, mengalami kenaikan 206% dari tahun sebelumnya. Kenaikan angka tersebut berperan dalam peningkatan risiko terjadinya kehamilan remaja di Kabupaten Ngawi.

Peningkatan kasus pernikahan dini yang berdampak pada kehamilan usia remaja pada masa adaptasi kebiasaan baru sebagai dampak tidak langsung akibat remaja yang stress dengan tekanan belajar online perlu menjadi perhatian agar bisa memberikan data terkait dengan faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja pada periode pembelajaran daring.

Hasil penelitian menunjukkan sebagai indikator risiko kehamilan remaja diantaranya perilaku pacaran, akses media kesehatan reproduksi, dan pola asuh. Indeks ini diharapkan dapat diperhatikan dan dimanfaatkan sebagai alat ukur dalam membantu program kesehatan reproduksi remaja khususnya di puskesmas dalam melakukan skrining pada remaja, sehingga secara dini dapat diketahui bahwa remaja memiliki peningkatan risiko terjadi kehamilan.

Diharapkan remaja meningkatkan kepedulian tentang kesehatan reproduksi dengan meningkatkan akses media kesehatan reproduksi, serta perilaku pacaran yang sehat dan aman. Bagi puskesmas dengan masyarakat melek digital bisa dilakukan kegiatan seminar atau pelatihan parenting secara daring dengan sasaran orang tua dan remaja. Bagi masyarakat di wilayah kurang melek digital bisa melakukan literasi dengan berbaur pada kegiatan yang ada di masyarakat misalnya saat pengajian, arisan, karang taruna dengan materi parenting yang mencakup pola asuh, pengawasan orang tua terhadap akses digital remaja dan perilaku pacaran remaja. Strategi lain dengan revitalisasi program yang sudah ada misalnya posyandu remaja dengan menggencarkan pada media internet yang melibatkan kader remaja untuk sosialisasi program posyandu remaja.

 

Penulis: Eny Qurniyawati

Leave a Reply