Dosen Divisi Epidemiologi Menjadi Narasumber pada Pelatihan Pemetaan Penyakit Infeksi Baru (EID) Petugas Surveilans Puskesmas di Kota Surabaya Tahun 2022

Rabu/21/09/2022, Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Airlangga Disease Prevention and Research Center – One Health Collaborating Center (ADPRC-OHCC) Universitas Airlangga dan Indonesia One Health University Network (INDOHUN) serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk melakukan pelatihan pemetaan penyakit infeksi baru (IED) petugas surveilans puskesmas dengan aplikasi pemetaan, yaitu QGIS. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Harris Hotel Conventions Gubeng yang dihadiri oleh 32 petugas surveilans puskesmas Kota Surabaya.

Menurut Program Manager dari ADPRC-OHCC Universitas Airlangga yang juga merupakan dosen di Divisi Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR (Siti Shofiya Novita Sari, S.KM., M.Epid) tujuan dari kegiatan pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang analisis spasial penyakit menular dan meningkatkan keterampilan melakukan penyajian data menggunakan peta pada petugas surveilans puskesmas Kota Surabaya.

“Latar belakang kegiatan pelatihan tersebut adalah karena selama dua dekade terakhir, bencana non alam berupa berbagai jenis wabah penyakit infeksi kembali muncul di banyak negara, termasuk Indonesia. Fenomena ini dikenal sebagai penyakit infeksi yang baru muncul atau Emerging Infectious Diseases (EID). Sekitar 60-75% dari kasus EID merupakan zoonosis. Zoonosis merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, baik hewan ternak ataupun hewan liar,” Imbuhnya.

“Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara daring dan luring. Sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan, peserta akan diundang untuk bergabung dengan grup Whatsapp, untuk koordinasi mengenai download dan penginstalan aplikasi QGIS dengan pelatih dan panitia. Kedua, kegiatan online saat pelatihan akan dihadiri oleh Koordinator ADPRC OHCC dan Koordinator INDOHUN untuk memberikan sambutan dan tim University Empowerment dari INDOHUN,” tambahnya

Narasumber dari kegiatan tersebut adalah Dr.A.T Soelih Estoepangesti, drh., yang merupakan dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Dua pembicara berikutnya adalah Erni Astutik, S.K.M., M.Epid. dan Siti Shofiya Novita Sari, S.KM., M.Epid dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Menurut Erni Astutik, S.K.M., M.Epid, salah satu pembicara kegiatan pelatihan pemetaan ini sangat penting bagi petugas kesehatan karena dengan adanya pemetaan, petugas kesehatan mampu memetakan penyebaran penyakit. Selain itu, hasil dari pemetaan dapat digunakan untuk perencanaan dan implementasi program pelayanan kesehatan, serta sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk evaluasi dan pengawasan program.  Ketersediaan informasi geospasial yang akurat dan terpercaya dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih efisien, efektif, dan komunikatif.

Gambar 2. Foto Bersama Para Narasumber dan Peserta Pelatihan Pemetaan EID

Petugas surveilans sangat antusias dalam melakukan analisis spasial menggunakan QGIS untuk membuat peta sebaran penyakit di wilayah kerja puskesmas masing-masing. Peserta juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil peta yang telah dibuat menggunakan aplikasi QGIS. Beberapa petugas surveilans menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan mereka dalam menyajikan informasi terkait data penyakit infeksi baru berdasarkan wilayah kerjanya.

 

Penulis: Erni Astutik

Editor: Siti Shofiya Novita Sari

Leave a Reply