PENINGKATAN MORBIDITAS COVID AKIBAT VARIAN XBB DAN DAMPAKNYA TERHADAP KOMORBID DIABETES MELITUS TIPE 2

Pada tanggal 2 oktober 2022 varian covid yang baru XBB  resmi memasuki wilayah Indonesia dan sudah menginfeksi sebanyak 12 orang pada tanggal 28 oktober 2022. XBB adalah kombinasi dari dua strain yang berbeda yaitu Ba.2.10.1 dan BA.2.75. Strain yang baru ini dapat menyebar dengan cepat dan dapat menghindari antibodi dari infeksi covid sebelumnya sehingga kondisi tersebut dapat menyebabkan infkesi berulang (reinfeksi).

Angka morbiditas beberapa waktu belakangan ini menunjukkan peningkatan, pertanggal 15 November 2022 jumlah kasus secara akumulatif sebesar 6.573.805 total kasus dengan angka mortalitas (kematian) sebesar 159.199 yang artinya CFR sebesar 2,42 persen. Pada tanggal 1 November 2022 jumlah kasus aktif dalam satu hari ditemukan sebanyak 4.707 orang setelah satu minggu sebelumnya selalau 3000an kasus perhari, kemudian keesokan harinya disusul menjadi 4.873 orang, dan disusul kembali menjadi 5.303 pasien pada tanggal 4 November 2022 dan masih terus mengalami peningkatan kasus per hari sampai pada hari ini (selasa 15 Nov 2022) menjadi sebanyak 7893 orang.

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis dimana organ pankreas tidak memproduksi hormon insulin cukup atau pada saat tubuh tidak efektif dalam menggunakan insulin. Diabetes merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang penting, dan salah satu dari empat penyakit degeneratif utama yang merupakan sasaran prioritas pemimpin dunia (Laporan Global WHO, 2016).

Diabetes melitus merupakan salah satu tantangan dalam dunia kesehatan yang berkembang paling cepat di abad ke-21, dengan jumlah orang dewasa yang menderita diabetes meningkat lebih dari tiga kali lipat selama 20 tahun terakhir. Komplikasi dari penyakit diabetes melitus sangat kompleks, orang dengan diabetes memiliki risiko tinggi terkena berbagai masalah kesehatan yang berbahaya. Kadar glukosa di dalam darah yang terus menerus meningkat dan tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, mata, ginjal, saraf, serta gigi. Selain itu, penderita diabates juga berisiko tinggi terkena infeksi.

Diabetes memiliki korelasi erat dengan covid 19. Beberapa penelitian dan kasus telah melaporkan prognosis COVID-19 yang lebih buruk dan angka kematian (CFR) yang lebih tinggi pada pasien diabetes mellitus. Begitu juga sebaliknya, COVID-19 diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita diabetes.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik dan diabetes (dr. Dr. Hands Tandra, SpPD-KEMD) angka diabetes meningkat sesudah seseorang terserang covid apalagi long covid, karena semua jenis infeksi itu salah satu pencetus daripada gangguan dari inflamasi, sehingga infeksi bisa memicu terjadinya diabetes karena inflamasi menyebabkan radang yang mengganggu pembuluh darah, reaksi radang tersebut dapat meningkatkan resistensi insulin, sehingga insulin akan melemah dan kinerjanya menjadi jelek akhinya terkena diabetes.

Diabetes dan COVID-19 diyakini saling berhubungan satu sama lain. Pertama,  diabetes berkaitan dengan prognosis COVID-19 yang lebih berat dan tingkat kematian (CFR) yang lebih tinggi. Kedua, pasien pasca COVID-19 juga mempunyai risiko terjangkit diabetes onset baru. Mekanisme yang mendasari hubungan ini dikaitkan dengan gangguan sistem imun pada COVID-19 dan reseptor ACE2 yang memungkinkan virus masuk dan merusak sel beta pankreas.

Kemudian kementrian Kesehatan RI, mengatakan perjuangan melawan virus ini belum berakhir, pandemi belum usai, mutasi dan varian virus akan terus terbentuk apabila rantai penularan tidak diputus, mematuhi protokol kesehatan adalah sesuatu yang bijak yang harus dikerjakan, menggunakan masker, hindari ruangan tertutup dan segera vaksinasi dan boster demi menjaga diri sendiri, teman, saudara, keluarga, dan khususnya orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid)

 

Penulis: Memo Nababan

Leave a Reply