Kegiatan deployment atau penyebaran mahasiswa untuk diperbantukan dalam upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan hal yang tidak asing bagi mahasiswa Minat Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology Training Program – FETP) di Indonesia, termasuk mahasiswa FETP Universitas Airlangga. Kegiatan yang menjadi wadah bagi mahasiswa FETP dalam mempraktikkan materi yang didapatkan selama perkuliahan ini dikomandoi langsung oleh Kementerian Kesehatan dan FETP Indonesia. Salah satu deployment yang dilakukan adalah dalam rangka penanggulangan KLB Polio.
KLB Polio yang terjadi di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur dan di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah pada akhir tahun 2023 memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Diawali dengan adanya temuan kasus AFP dengan hasil laboratorium terdeteksi Vaccine Derived Polio Virus Type 2 (VDPV 2) yang dirawat di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dan berdomisili di Kabupaten Klaten, tim surveilans Provinsi Jawa Tengah melakukan respon cepat dan investigasi ke wilayah. Hasil menunjukkan bahwa kasus Polio tersebut memiliki riwayat berkunjung ke Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur sebelum sakit. KLB semakin serius dengan ditemukan juga kasus Polio VDPV 2 di Kabupaten Pamekasan dan terdeteksinya VDPV 2 pada pemeriksaan sampel air di salah satu sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan (hasil pelaksanaan surveilans Polio lingkungan) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2023). Diketahui bahwa kedua kabupaten tersebut saling berbatasan dengan Kabupaten Sampang.
Dilatar belakangi KLB Polio yang terjadi di beberapa wilayah dalam waktu yang hampir bersamaan, Kementerian Kesehatan dan FETP Indonesia menugaskan mahasiswa FETP Universitas Airlangga dan mahasiswa FETP Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk kegiatan deployment dalam penanggulangan KLB yang terjadi. Total terdapat 9 (sembilan) mahasiswa semester 1 dan semester 3 minat FETP Universitas Airlangga yang diterjunkan selama periode 26 Desember 2023 sampai dengan 6 Januari 2024. Mahasiswa ditempatkan di seluruh kabupaten yang ada di Pulau Madura, dengan rincian tim di Kabupaten Sumenep (Cahya dan Yunita), tim di Kabupaten Pamekasan (Insharie dan Layali), tim di Kabupaten Sampang (Yulexianus), dan tim di Kabupaten Bangkalan (Endah dan Endang). Di samping tim FETP Universitas Airlangga, terdapat juga 2 (dua) mahasiswa dari FETP UGM yang ditugaskan di Kabupaten Klaten. Selama pelaksanaan kegiatan, mahasiswa mendapatkan bimbingan langsung dari mentor FETP Indonesia, FETP Universitas Airlangga, FETP UGM, bahkan bimbingan langsung dari Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO), dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Indonesia.
Sebelum diterjunkan langsung, semua mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan deployment mendapatkan arahan dari Kementerian Kesehatan dan FETP Indonesia yang dilakukan pada tanggal 26 Desember 2023. Pengarahan yang dilakukan bersamaan dengan pemaparan materi dan persamaan persepsi terkait pelaksanaan Hospital Record Review (HRR) yang merupakan salah satu tugas utama mahasiswa selama deployment. Persamaan persepsi teknis pelaksanaan HRR disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan dan WHO Indonesia secara zoom meeting dengan turut mengundang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten se-Pulau Madura (Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan), Direktur Rumah Sakit se-Pulau Madura, Koordinator FETP UNAIR, Koordinator FETP UGM, Puskesmas se-Pulau Madura, Tim Kerja Imunisasi Wanita Usia Subur (IWUS) – Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kementerian Kesehatan, Public Health Emergency Operating Center (PHEOC), Sekretariat FETP, CDC Indonesia, dan Health Security Partners (HSP).
Pelaksanaan Koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten, Mahasiswa FETP, dan Rumah Sakit sebelum Pelaksanaan Kegiatan HRR Dilakukan
Selain kegiatan HRR, mahasiswa juga melakukan pengumpulan data sekunder di masing – masing lokasi deployment untuk penyusunan Rapid Risk Assessment (RRA) Polio sebagai bahan pendukung penyusunan rekomendasi dan tindak lanjut pelaksanaan penanggulangan KLB Polio yang terjadi. Tidak menutup kemungkinan juga selama pelaksanaan deployment mahasiswa melakukan kunjungan lapangan atau investigasi kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) hasil HRR jika diperlukan dan memungkinkan. Mahasiswa juga diminta untuk melakukan situation report harian guna melaporkan hasil kegiatan yang dilakukan setiap harinya serta melaporkan perkembangan situasi pengendalian KLB Polio di masing – masing lokasi deployment. Di akhir pelaksanaan deployment, yakni pada tanggal 12 Januari 2024 dilakukan pemaparana hasil akhir pelaksanaan deployment secara keseluruhan dengan mengundang seluruh stakeholder dan pihak terkait melalui zoom meeting.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan selama deployment bertujuan untuk memperkuat sistem surveilans sebagai rangkaian respon KLB Polio. Adanya mahasiswa FETP Universitas Airlangga yang turut serta dalam rangkaian kegiatan respon KLB Polio diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi Provinsi Jawa Timur, khususnya bagi semua kabupaten se-Pulau Madura dalam memutus mata rantai penularan Polio di wilayah. Ketika sistem surveilans berjalan baik dan respon cepat penanggulangan KLB dilakukan secara komprehensif, maka KLB Polio tidak akan menyebar lebih luas dan dapat segera ditanggulangi sehingga KLB cepat bisa dinyatakan selesai.
Daftar Pustaka
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2023). Penguatan Surveilans AFP di Jawa Timur. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Penulis: Cahya Yuliani