One Day or Day One: Pengalaman Tak terlupakan di Kota Penang Malaysia

Senin, 6 Mei 2024 menjadi salah satu hari yang akan selalu saya ingat selama perjalanan kuliah saya di Magister Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology Training Program) Universitas Airlangga. Jika ditanya kenapa, hal itu karena saya melakukan presentasi imiah secara oral dalam forum ilmiah internasional untuk pertama kalinya. International Qolloquium on Public Health, Food Security, and Climate Change yang diselenggarakan oleh 3 Universitas Airlangga, Universiti Sains Malaysia (USM) dan Universiti Teknologi MARA (UiTM), yang dilakukan selama 2 hari yaitu di tanggal 6 – 7 Mei 2024. Kegiatan diikuti oleh dosen/pengajar dan mahasiswa dari ketiga universitas yang telah terpilih sebagai presenter.

Rombongan Kegiatan dari Universitas Airlangga Saat Tiba di Bandara Internasional Penang

Berangkat menuju Pulau Penang di tanggal 5 Mei dini hari, perasaan Bahagia sekaligus juga cemas menyelimuti hati. Betapa tidak, perjalanan yang saya lakukan merupakan perjalanan luar negeri pertama saya. Selain itu, presentasi oral yang akan saya lakukan esok hari juga merupakan pengalaman pertama saya bisa mempresentasikan hasil peneitian di tingkat internasional. Berbekal usaha dan do’a, saya berangkat hari itu dengan hati yang gembira. Sesampainya di Kota Penang saya bersama dengan rombongan yang terdiri dari sesame mahasiswa magister, mahasiswa S1, dan dosen pendamping langsung menuju Dormitory UiSM untuk beristirahat. Selama kegiatan di Malaysia, kami difasillitasi untuk dapat menginap di dormitory UiSM, bahkan selama satu minggu penuh karena setelah kegiatan colloquium selesai akan dilanjutkan dengan kegiatan community development sampai di tanggal 9 Mei 2024. Selama perjalanan dari bandara internasional Penang menuju dormitory UiTM, satu hal yang langsung membuat saya terkesan. Bersih. Ya, kota ini sangat bersih. Sepanjang jalan yang saya lewati, belum saya temukan sampah berserakan di jalanan, tata letak kotanya sangat rapi.

Malam hari rasanya tidak ingin saya biarkan berlalu cepat, saya berharap jam di malam itu berputar lebih lambat dari biasanya agar saya memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih mempresentasikan hasil penelitian saya di depan cermin almari kamar dormitory. Hehe. Tapi sayang, ternyata jam berputar seperti biasanya. Bahkan terasa lebih cepat saat itu. Tiba – tiba waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam, dan itu tandanya saya harus segera beranjak ke tempat tidur. Merebahkan badan ke kasur dan memejamkan mata, beristirahat untuk mempersiapkan kegiatan utama yang saya tunggu – tunggu esoknya.

Keesokan paginya saya bangun pagi – pagi jam 04.00 waktu Indonesia, tapi ternyata waktu disini selisih 1 jam lebih cepat dari pada waktu di Indonesia, namun adzan subuh lebih lambat terdengar. Pukul 06.00 waktu Penang Malaysia adzan subuh baru berkumandang. Pagi itu saya bangun dengan semangat penuh, walaupun perasaan cemas dan gugup juga menyertai, tapi saya berusaha hiraukan. “I’ll do my best, I’ll try”, kata – kata itu yang ada di pikiran saya pagi itu. Saya bersiap, memakai baju kesukaan saya pagi itu untuk melakukan kegiatan yang akan menjadi pengalaman pertama saya. Pukul 09.00 saya dan rombongan berangkat menuju Universiti Sains Malaysia, tempat international qolloquium dilakukan. Selama di perjalanan, saya merasa H2C, harap – harap cemas hehe. Saya khawatir tidak mampu melakukan presentasi menggunakan Bahasa Inggris dengan baik. Tapi kembali lagi, saya meyakinkan diri bahwa saya bisa dan saya harus melakukannya. Kalau tidak sekarang, lalu kapan?

Setibanya di lokasi pelaksanaan international qolloquium, perasaan nervous saya semakin menjadi. Bukan tanpa alasan, setelah serangkaian pembukaan acara oleh Rektor masing – masing universitas dan penampilan dari keynote speaker maka selanjutnya adalah penampilan dari presenter, termasuk saya. Saya menjadi presenter yang tampil urutan kedua, dari total 8 presenter yang tampil di hari pertama.

“… please welcome, Cahya Yuliani from Universitas Airlangga. Cahya, the time and the stage is yours…”

Cahya Yuliani saat Sedang Mempresentasikan Hasil Penelitiannya pada International Qolloquium on Public Health, Food Security, and Climate Change di Universiti Sains Malaysia, 6 Mei 2024

Tiba – tiba terdengar suara moderator mempersilahkan saya untuk segera menuju panggung dan mempresentasikan hasil penelitian yang telah saya lakukan. Saya mengambil Difteri sebagai fokus penelitian saya yang saya tampilkan saat kegiatan. Masing – masing peserta diberikan waktu 10 menit untuk unjuk kebolehan dalam presentasi, dan waktu 5 menit untuk melakukan tanya jawab dari tim juri penilai. Saat di panggung, waktu 15 menit terasa begitu cepat berlalu. Bahkan saat itu, tim juri dan beberapa peserta yang ada sangat antusias dengan presentasi yang saya sampaikan. Total ada 6 pertanyaan yang diajukan dan harus saya jawab.

 

… please give big applause to her. Thank you, Cahya”.

 

Tak terasa ucapan terimakasih sudah diucapkan oeh moderator, pertanda sudah selesai presentasi yang saya lakukan dan saya harus bergegas menuruni panggung dan kembali ke tempat duduk.

 

Loh sudah selesai ya? Wah ternyata saya bisa…”

 

Itulah kalimat yang pertama kali terlintas dalam pikiran saya. Ternyata saya bisa melewati presentasi oral pertama saya dengan menggunakan Bahasa Inggris. Pengalaman pertama yang akan saya ingat selalu. Saya merasa berterimakasih kepada diri saya sendiri karena beberapa saat yang lalu berani ‘mencoba’ mendaftar seleksi untuk kegiatan ini. Berani ‘mencoba’ menulis essay dan ‘mencoba’ wawancara menggunakan bahasa Inggris sebagai tahapan seleksi di tingkat fakultas yang harus saya ikuti. Tentu selain merasa berterimakasih kepada Ibu dosen yang senantiasa membimbing saya dalam serangkaian penelitian yang saya lakukan sampai dapat dipresentasikan dalam kegiatan colloquium, Dr. Atik Choirul Hidajah.

Penyerahan Sertifikat Peserta Presentasi Oral oleh Ketua Panitia kepada Cahya Yuliani

Mungkin bagi Sebagian orang, melakukan presentasi oral dalam forum ilmiah menggunakan bahasa Inggris adalah hal biasa yang sering dilakukan. Tapi bagi sebagian orang, termasuk saya, hal ini menjadi hal yang tidak biasa. Bahkan bisa menjadi momentum dalam memulai pengalaman di luar zona nyaman, menjadi titik awal dan hal pertama kali yang dilakukan. Salah satu kata – kata nasihat yang selalu saya ingat dalam hidup saya, One day, or day one. You choose”. Hari ini akan menjadi hari pertama saya dalam melakukan suatu hal yang baru dan belum pernah saya lakukan sebelumnya, atau hanya akan menjadi ‘suatu hari’ karena saya tidak pernah berani mencoba melakukan hal – hal baru di luar zona nyaman saya. Akhirnya saya telah memilih, bahwa hari ini, 6 Mei 2024 adaah menjadi ‘day one’ saya, menjadi hari pertama saya mencoba pengalaman baru dalam mengikuti oral presentasi di tingkat internasional. Jadi jangan pernah takut apalagi ragu dalam memulai dan melakukan sesuatu hal baru, coba saja dan yakin bahwa kamu pasti bisa. Selama hal baru itu adalah hal baik yang akan memberikan dampak baik bagi diri kita dan sekitar, kenapa tidak? 😊 Mari selalu semangat dalam membuat”day one” kita masing – masing.

Penulis: Cahya Yuliani

Leave a Reply