SEROSURVEILANS CROSS-SECTIONAL COVID-19 DI PROVINSI BANTEN, JAWA BARAT, JAWA TIMUR, DAN SULAWESI SELATAN

Field Epidemiology Training Program (FETP) Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu peminatan pada Program Studi Magister Epidemiologi UNAIR bersama dengan FETP Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin, menjadi kolaborator penelitian sero surveilans COVID-19 dengan Pusat Kedokteran Tropis, FK-KMK Universitas Gadjah Mada yang menjadi Principal Investigator. Survei dilaksanakan dengan dukungan dana dari Centers for Disease Prevention and Control (CDC), Atlanta, GA, USA.

Latar belakang dilakukan survei ini adalah karena jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terus meningkat. Sejak Maret 2020 hingga 28 Juni 2021, terdapat sejumlah 2.135.998 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia yang mengakibatkan 57.561 kematian. Beban sebenarnya dari COVID-19 di Indonesia masih belum jelas. Antara 6-12 Juli 2021,
jumlah tes molekuler COVID-19 secara nasional berkisar antara 123.317 – 145.294 tes per
hari, dengan tingkat positif harian berkisar antara 22,8% – 32% dan pernah mencapai rekor 56.757 kasus harian baru pada 15 Juli 2021. Tingkat positif laboratorium yang tinggi di Indonesia menunjukkan bahwa banyak infeksi tetap tidak terdeteksi.

Meskipun ada peningkatan kapasitas pengujian kolektif di seluruh laboratorium Indonesia selama pandemi, penggunaan deteksi molekuler SARS-CoV-2 di Indonesia lebih ditujukan pada pasien yang sakit sedang atau berat, untuk tujuan pelacakan kontak, atau salah satu perjalanan persyaratan. Tes PCR juga mahal untuk dilakukan dan saat ini ada kecenderungan untuk beralih ke tes diagnostik cepat antigen (Ag RDT) untuk skrining dan deteksi cepat SARS-CoV-2. Oleh karena itu, jumlah kasus berdasarkan uji molekuler mungkin tidak mewakili beban sebenarnya dari infeksi SARS-CoV-2.

Survei berguna untuk mengukur tingkat infeksi SARS CoV-2 karena dapat mengidentifikasi individu yang terinfeksi tetapi belum diuji tes PCR karena penyakit ringan atau tanpa gejala. Survei seroprevalensi juga berguna dalam mengukur kekebalan populasi secara keseluruhan, baik yang dicapai secara alami atau melalui vaksinasi. Dengan menilai seroprevalensi di lokasi penelitian akan dapat diperkirakan jumlah infeksi yang didiagnosis laboratorium dengan jumlah total infeksi di setiap provinsi. Dengan cara ini, juga dapat diprediksi respons antibodi tingkat populasi terhadap SARS-CoV2 di setiap provinsi.

Studi ini menargetkan populasi di empat provinsi di Indonesia dan akan berkontribusi dalam mengungkap beban COVID-19 di Indonesia. Lokasi survey adalah di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan yang merupakan provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 yang sangat tinggi dan belum pernah dikaji dengan serosurvey COVID-19 berbasis populasi. Di setiap provinsi, terdapat 20 kab/kota yang dikelompokkan menjadi 7 area. Di setiap kabupaten/kota dipilih secara random 1-2 desa/kelurahan sebagai kluster dan di setiap klaster  dilibatkan 25 orang sebagai partisipan. Total cluster di setiap provinsi adalah 36 cluster dengan 900 responden yang akan diwawancarai dan diambil spesimen (dried blood spot/DBS).

Data faktor demografi, termasuk penyakit penyerta dan riwayat penyakit juga akan dikumpulkan dan akan memberi kita informasi tentang faktor risiko individu yang terkait
dengan seropositivity. Pengetahuan, sikap, dan praktik tentang tindakan pencegahan COVID-19, risiko terkait, dan penerimaan vaksin juga akan dievaluasi. Hingga 12 Maret 2021, sebanyak 3.696.059 orang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 di Indonesia. Jumlah itu masih jauh dari target jumlah orang yang divaksinasi di Indonesia, yaitu 181.554.465 orang (sekitar 2% dari target). Di antara 2%, hanya 1.295.615 orang yang juga menerima dosis kedua vaksin COVID-19 dari Sinovac®. Karena program vaksinasi masih berlangsung, penerimaan vaksin di kalangan masyarakat umum akan menjadi informasi yang berharga untuk dikumpulkan.

Gambar 1. Training Offline Data Collector dan Specimen Collector Tim Seosurvey FETP UNAIR Jawa Timur

FETP UNAIR menjadi penanggung jawab untuk kegiatan pengumpulan data yang dilakukan di Provinsi Jawa Timur (Lihat Gambar). Survei melibatkan mahasiswa FETP UNAIR sebagai supervisor di 7 rute penelitian dan 2 mahasiswa FETP lain ikut berperan sebagai data collector.

Gambar 1. Rute Lokasi Serosurvey di Provinsi Jawa Timur

Riset kolaborasi ini menjadi wadah yang baik untuk pembelajaran hard skill maupun soft skills mahasiswa. Mahasiswa saat menjadi supervisor serosurvey ini memperoleh pengalaman terkait kemampuan manajerial dalam tim, kepemimpinan, manajemen data dan menerapkan ilmu epidemiologi saat di lapangan. Begitu juga mahasiswa yang berperan sebagai data collector telah memperoleh pengalaman terkait komunikasi kesehatan di masyarakat, manajemen data dan bekerjasama dalam tim.

 

Penulis: Atik Choirul Hidajah

Editor: siti shofiya novita sari

Leave a Reply