Pada Selasa 18 Oktober 2022, Indonesia dihebohkan dengan munculnya penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa terdapat 206 anak yang terdiagnosa penyakit gagal ginjal akut atau acute kidney infection (AKI). Gagal ginjal akut misterius dapat menyerang pada anak usia 6 bulan sampai 18 tahun. Namun, kasus ini didominasi oleh anak usia 1-5 tahun.
Gagal ginjal akut misterius pada anak memiliki gejala seperti diare, demam selama 3-5 hari, mual ,muntah, batuk, pilek, dan sering mengantuk. Gejala lain dari gagal ginjal akut misterius pada anak adalah sedikitnya jumlah air seni dan bahkan tidak mengeluarkan air seni sama sekali. Oleh karena itu, pihak Kemenkes RI menghimbau para orang tua waspada gejala dari gagal ginjal akut misterius pada anak.
Kasus ini semakin meningkat sehingga pemerintah melakukan upaya untuk menanggulangi kejadian gagal ginjal akut pada anak. Salah satunya BPOM yang telah menyampling terhadap 39 bets dari 26 obat yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Pada tanggal 19 Oktober 2022 BPOM menetapkan terhadap 5 sirup obat yang diduga memiliki kandungan EC yang melebihi ambang batas aman. Dikutip dari penjelasan BPOM, Obat tersebut diantaranya:
- Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex dengan nomor izin daftar edar DBL 781300 DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @ 60 ml.
- Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
- Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.
Oleh karena itu, BPOM memerintahkan kepada seluruh industri farmasi dan apotek untuk menutup semua bahan sirup yang mengandung cemaran EG agar dapat mengontrol meluasnya sirup tersebut ke daerah-daerah yang ada di Indonesia. Selain itu juga, BPOM menghimbau kepada masyarakat untuk membeli dan memperoleh obat hanya di sarana yang resmi seperti apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak mendapatkan informasi yang hoax akan berita yang beredar.
Dengan ditemukannya sirup yang diduga dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut pada anak, pemerintah terus melakukan upaya untuk mengontrol kejadian peningkatan gagal ginjal akut misterius pada anak. Pemerintah sudah mendapatkan obat untuk mengobati gagal ginjal akut misterius pada anak yaitu obat fomepizole. Obat femizole ini didatangkan pertama kali ke Indonesia dari Singapura dan Australia sebanyak 42 obat. Obat tersebut akan didistribusikan ke beberapa rumah sakit yang terdapat pasien dengan gagal ginjal akut misterius pada anak secara gratis. Hal tersebut dilakukan karena untuk melihat seberapa efektif obat fomepizole pada pasien gagal ginjal akut misterius pada anak. Pemerintah mengharapkan dengan adanya obat tersebut bisa menurunkan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.
Per tanggal 27 Oktober 2022, Kemenkes RI mengumumkan bahwa 10 dari 11 pasien yang telah diberikan obat fomepizole di RSCM Jakarta terus mengalami perbaikan klinis seperti pasien bisa buang air kecil secara normal. Selain itu, secara pemeriksaan laboratorium, kadar zat etilen glikol (EG) pada pasien sudah tidak dapat terdeteksi sehingga keadaan pasien semakin membaik. Dengan adanya kabar baik tersebut, Kemenkes RI mendatangkan kembali obat fomepizole untuk anak-anak yang menderita gagal ginjal akut misterius.
Per tanggal 29 Oktober 2022 kemarin, Kemenkes RI mendapatkan bantuan kembali dari luar negeri yaitu dari Jepang tepatnya di PT. Takeda yaitu sebanyak lebih dari 200 vial fomepizole dan sudah tiba di Indonesia. Obat tersebut nantinya akan disebar luaskan ke beberapa rumah sakit rujukan secara gratis. Menurut Kemenkes RI dengan adanya obat tersebut diharapkan dapat menyelamatkan anak-anak dari gangguan gagal ginjal akut misterius yang sedang booming. Meskipun, kasus gagal ginjal akut misterius pada anak sudah menurun, tetapi Kemenkes RI juga masih menghimbau kepada para orang tua untuk selalu menjaga dan memantau kesehatan anak mereka yang dimana hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan dini penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak.
Penulis: Syarofatul Imamah