TANTANGAN BERAT NAKES UNTUK TARGET VAKSINASI MASSAL DIFTERI PULAU GILI KETAPANG

Vaksinasi massal difteri atau ORI (Outbreak Response Immunization) telah dicanangkan pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk Desa Gili Ketapang menyusul adanya kematian kasus akibat difteri pada bulan Maret 2022. Hingga berita ini ditulis, sudah ada 3 kematian akibat difteri pada tahun 2022. Secara teknis, ORI diberikan sebanyak 3 kali dengan interval 0-1-6 bulan (1 bulan setelah ORI pertama, dilanjutkan 6 bulan setelah ORI ke-2). Untuk mencapai kekebalan komunitas yang optimal, maka target cakupan ORI minimal 90%. ORI dilaksanakan sejak bulan Maret, namun cakupan saat itu belum mencapai target. Pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan terus menggenjot pelaksanaan sehingga target ORI 1 mencapai 98% pada bulan Agustus, sambil mengejar ketercapaian target untuk ORI 2 yang masih di bawah 80%.

Target ORI adalah seluruh populasi di Pulau Gili Ketapang. Dikarenakan difteri merupakan penyakit yang dapat menular melalui droplet, sementara kondisi demografis dan geografis pulau yang padat penduduk menjadi pertimbangan. “Masih belum diketahui siapa ditulari siapa atau siapa menularkan pada siapa dan sudah menular ke siapa saja. Karena itu diputuskan ORI dilakukan pada seluruh populasi, sebab jika tidak pulau Gili Ketapang berpotensi menjadi sumber penularan difteri,” Jelas Shodiq Tjahjono, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo saat meninjau pelaksanaan ORI di Pulau Gili Ketapang, Kamis (25/08/2022). Desa Gili Ketapang merupakan satu pulau di sebelah utara Kabupaten Probolinggo dengan luas wilayah 0,61 km2 dan jumlah penduduk sebesar 8.557 jiwa. Sehingga kepadatan penduduknya adalah 14.028 jiwa per km2 yang dikategorikan sangat padat. (Sumber: BPS 2020)

Dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi, bisa dibayangkan bagaimana kepadatan hunian, ditambah jarak antar rumah yang rapat serta tidak ada penduduk yang menggunakan masker saat beraktivitas menjadi faktor risiko penularan. Ditambah adanya penolakan dari beberapa warga yang harus diberi pengertian lebih dulu menjadi penyulit tersendiri untuk tenaga Kesehatan yang door to door dalam pelaksanaan ORI. “Ada yang dengan kesadaran sendiri minta disuntik atau membawa anaknya, tapi banyak juga yang menolak, terutama orang yang sudah dewasa, mereka bilangnya ‘kok suntik melolo’ (kok disuntik terus), ya mungkin belum lama mereka vaksin Covid, dan sekarang imunisasi difteri massal. Harus diberi pengertian, dibujuk, dielus dulu, baru mereka mau,” papar Is Aisyah, Koordinator Imunisasi Puskesmas Sumberasih.

Dukungan masyarakat dan kesadarannya untuk mencegah penyebaran penyakit ini sangat diharapkan oleh tenaga Kesehatan yang bertugas. Juga dukungan pemerintah dan lintas sektor untuk keberhasilan capaian target ORI hingga tuntas sampai dosis ke-3 yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November ini.

Lampiran Gambar

Petugas Puskesmas bersiap menuju pulau Gili Ketapang menggunakan perahu

Petugas mendatangi warga door to door untuk diimunisasi difteri

Ditulis oleh : Retno Ningsih

Leave a Reply