Peringatan hari tanpa tembakau tahun ini menginformasikan kepada publik tentang bahaya penggunaan tembakau, praktik bisnis perusahaan tembakau, apa yang dilakukan WHO untuk memerangi epidemi tembakau, dan apa yang dapat dilakukan orang di seluruh dunia untuk mengklaim hak mereka atas kesehatan dan hidup sehat serta untuk melindungi generasi masa depan.
Negara-negara Anggota WHO mengusung lahirnya Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tahun 1987 untuk menarik perhatian global terhadap epidemi tembakau dan kematian serta penyakit yang dapat dicegah yang ditimbulkannya. Pada tahun 1987, World Health Assembly mengeluarkan Resolusi WHA40.38, yang menyerukan tanggal 7 April 1988 untuk menjadi “hari tanpa rokok sedunia”. Pada tahun 1988, Resolusi WHA42.19 disahkan, yang menyerukan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, setiap tahun pada tanggal 31 Mei.
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan jutaan pengguna tembakau mengatakan mereka ingin berhenti. Perokok menghadapi risiko 40-50% lebih tinggi terkena penyakit parah dan kematian akibat COVID-19. Pandemi telah tiba-tiba mengubah cara orang hidup dengan menjaga jarak sosial, mematuhi perintah tinggal di rumah, karantina, dan dengan penutupan bisnis dan pertemuan sosial. Keadaan yang dipicu oleh pandemi ini telah meningkatkan stres dan kecemasan akan masa depan yang tidak pasti. Mengingat penggunaan tembakau dipengaruhi oleh keadaan afektif negatif seperti stres, kondisi lingkungan yang memfasilitasi atau membatasi akses dan penggunaan rokok, dan persepsi yang merugikan, penting untuk memahami perubahan penggunaan tembakau sebagai respons terhadap pandemi. Misalnya, ancaman COVID-19 dapat mengakibatkan konsekuensi negatif seperti peningkatan penggunaan tembakau, atau pengguna dapat memiliki minat baru untuk berhenti sebagai langkah proaktif untuk meningkatkan kesehatan mereka.
Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Berkomitmen untuk berhenti demi masa depan yang lebih baik.
Sumber: World Health Organization, 2021; Yingst et al., 2021 (Tobacco Use Changes and Perceived Health Risks among Current Tobacco Users during the COVID-19 Pandemic)
Penulis : Siti Shofiya Novita Sari